Novel
ini menceritakan tentang suatu kenyataan pahit yang harus dihadapi. Suatu
kondisi yang sangat sulit untuk diterima bagi setiap orang pada umumnya. Cinta
yang harus musnah akibat masa lalu yang pahit. Disaat mereka sudah saling
mencintai satu sama lain, takdir harus memisahkan mereka berdua. Mau tidak mau
kenyataan harus dihadapi dan cinta itu pun gugur seiring dengan musim yang
terjadi di negara tersebut yaitu musim gugur. Musim gugur yang seharusnya
menyenangkan, harus dilalui dengan penuh tangisan. Apakah yang memisahkan cinta
mereka ? Bagaimanakah itu bisa terjadi ? Hal ini akan diulas dalam sinopsis
dari sebuah novel yang berjudul, “Autumn in Paris”.
Tara
Dupont adalah seorang anak berdarah campuran Indonesia dan Paris yang memilih
tinggal bersama ayahnya di Paris sejak kedua orang tuanya becerai. Tara bekerja
sebagai penyiar radio di sebuah stadion radio terkenal di Paris. Ia memiliki sahabat bernama Elise.
Selain itu ia juga mempunyai seorang sahabat berkebangsaan Perancis yang ia
pikir adalah cintanya yaitu Sebastian.
Tepatnya
pada saat hari Jumat, Sebastian memperkenalkan Tara kepada seorang arsitek yang
sedang bekerja di Paris yaitu Tatsuya Fujisawa. Tatsuya adalah seorang lelaki
Jepang yang membenci musim gugur di Paris dan sekaligus ia membenci kota Paris.
Suatu
ketika, Tatsuya mengirimkan email kepada stasiun radio tempat Tara bekerja. Dan
keesokan harinya, email itu dibacakan oleh Elise dalam acara Je me souviens.
Surat itu berisi cerita Tatsuya tentang seorang gadis misterius yang ditemuinya
di bandara dan di suatu bar atau bistro. Seseorang yang membuat Tatsuya
terpanah. Itulah cinta pertama Tatsuya yang ditemuinya di bandara.
Dari
pertemuan yang tidak sengaja itulah yang menyebabkan Tara dan Tatsuya semakin
dekat. Benih-benih cinta pun mulai tumbuh dari kedua belah pihak.
Untuk
kesekian kalinya, Tatsuya mengirim email kembali dengan atas nama Fujitatsu.
Kali ini ia menceritakan tentang “Gadis Musim Gugur”, gadis yang telah mengubah
kepribadian Tatsuya. Sepertinya Tatsuya menyukai gadis tersebut.
Akhirnya
Tatsuya melakukan apa yang telah diwasiatkan oleh ibunya sebelum meninggal,
yaitu menemui cinta pertama ibunya dan memberikan surat itu kepadanya. Tatsuya
menemui Jean Daniel, ia memberitahukan semua yang telah terjadi. Tatsuya
memberitahukan bahwa dia adalah anak yang selama ini telah ditinggalkannya. Jean
Daniel sangat terkejut, dan ia meminta maaf kepada Tatsuya karena selama ini ia
tidak mengetahui bahwa ibunya sedang hamil.Inilah pertemuan pertama kali antara
anak dan ayah kandungnya .
Sikap
dan pendirian Tatsuya mulai berubah sejak dia mengenal dan dekat dengan Tara.
Tara mampu mengubah pendirian Tatsuya tentang musim gugur dan Paris. Tara mampu
mengubah kebencian itu menjadi hal yang sangat menyenangkan untuk dikenang
selamanya. Tatsuya telah yakin bahwa ia benar-benar menyukai Tara dan begitu
pula dengan Tara, ia pun menyukai sosok
Tatsuya.
Tiba
saatnya perayaan ulang tahun Elise. Sejak saat itu Tatsuya mulai menyadari
bahwa seseorang yang ditemuinya di bandara dan gadis musim gugur tersebut
adalah gadis yang sama, yaitu Tara. Sungguh menarik. Selain itu, inilah awal
dari kenyataan itu terungkap. Tiba-tiba ayah Tara menghampiri mereka. Tatsuya
sangat terkejut, bahwa Jean Daniel yang telah diperkenalkan sebagai ayah Tara
adalah ayah kandung yang baru ditemuinya.
Entah
apa yang telah ada di dalam benak Tatsuya. Ia sangat sedih. Ia masih belum
dapat menerima kenyataan bahwa seseorang yang sangat dicintainya selama ini
adalah saudaranya. Bagaimanapun juga ia tidak boleh mencintai saudaranya
sendiri. Mengapa kenyataan ini sangatlah kejam ?
Sampai
saat ini Tatsuya masih belum dapat menerima kenyataan tersebut. Tatsuya pun memberanikan
diri melakukan tes DNA untuk menjawab segala keraguannya. Namun apalah jika
takdir telah berkehendak, kita tidak mampu mengubah takdir yang telah terjadi.
Ternyata benar, Tatsuya memang benar-benar anak kandung dari Jean Daniel dan
berarti pula Tara dan Tatsuya adalah bersaudara.
Apapun
yang terjadi kenyataan ini harus segera diunggapkan dengan sejujur-jujurnya.
Jangan sampai menutupi kenyataan yang ada. Tatsuya harus segera mengungkapkan
kebenaran ini kepada Tara walaupun hal itu sangat menyakitkan baginya. Ia ingin
mengatakannya, namun entahlah, ia tidak mampu untuk mengatakannya.
Suatu
saat, secara tidak sengaja Tara mendengarkan pembicaraan antara ayahnya dan
Tatsuya. Ia penasaran apakah yang sedang dibicarakan oleh mereka. “Apakah
tentang diriku ?” pikir Tara.
Di
lain kesempatan, Sebastian menyampaikan sebuah informasi bahwa Tatsuya
mengalami kecelakaan di lokasi proyek, namun syukurlah tidak terlalu parah.
“Apakah kecelakaan ini ada hubungannya dengan percakapan ayah tadi ?” pikir
Tara.
Ketika
sampai di depan ruang Dokter Delcour, untuk kesekian kalinya Tara mendengar
percakapan antara dokter dengan ayahnya. Seluruh tubuh Tara seakan terasa
berat, kepalanya pusing, dan air matanya terus mengalir dengan derasnya setelah
ia mengetahui dari percakapan tersebut yang menjelaskan bahwa Tatsuya adalah
anak kandung ayahnya. Ia tak dapat membayangkan hal itu dapat terjadi. Ia pun
menghilang, berusaha untuk melupakan semua hal yang terjadi dengan cara bunuh
diri. Ia frustasi dan putus asa akan hal ini. Sebastian menghentikan aksi bunuh
diri Tara dan ia menjelaskan bahwa bunuh diri bukanlah jalan yang terbaik untuk
menyelesaikan suatu masalah. Ia tidak mungkin mencintai saudaranya sendiri.
Sungguh sebuah percintaan yang sangat menyakitkan.
Suatu
ketika, mereka ingin merasakan kebersamaan tersebut untuk terakhir kalinya.
Izinkanlah mereka untuk bersama dan bersikap saling menyayangi dan mencintai
hanya untuk hari ini saja sebelum mereka mulai menerima kenyataan yang pahit
ini. Izinkanlah mereka untuk melupakan kenyataan ini sejenak.
Seiring
dengan berjalannya waktu, mereka berdua sudah mulai dapat menerima kenyataan
bahwa mereka berdua bersaudara walaupun rasanya sangat menyesakkan dada. Hingga
suatu ketika, Tatsuya berpamitan kepada Tara bahwa ia akan segera meninggalkan
Paris dan menetapkan untuk tinggal di Jepang selamanya. Tara tidak dapat
melakukan apapun. Ia tetap berharap Tatsuya tetap di sisinya, namun hal
tersebut sangatlah tidak mungkin. Hal itu hanya akan membuat Tara merasa sakit.
Hari
ini adalah hari keberangkatan Tatsuya ke Jepang dan juga hari ini akan
dibacakan email terakhir Tatsuya yang dikirimkan ke stasiun radio tersebut. Di
dalam email tersebut bertuliskan tentang bahagianya Tatsuya dapat mengenal
Tara, betapa bahagianya dia saat bersama dengan Tara, dan betapa dia sangat
menyayangi Tara. Ia sangat berterima kasih atas segala yang telah dilakukan
Tara padanya. Tara sangat penting dalam kehidupannya. Namun ia tidak ingin
terus larut dalam kesedihan karena ia tahu ia tidak mungkin mencintai saudaranya
sendiri. Hal yang dapat dilakukannya adalah keluar dari kehidupan Tara, ia tidak akan melupakan diri Tara, tetapi ia
harus melupakan perasaannya kepada Tara walaupun itu berarti ia harus
menghabiskan sisa hidupnya untuk mencoba melakukannya. Pasti butuh waktu lama
sebelum ia bisa menatapnya tanpa merasakan apa yang dirasakannya setiap kali ia
melihat Tara. Kalimat terakhir Tatsuya adalah “izinkanlah aku mengaku untuk
beberapa detik saja bahwa aku mencintainya.” Tara tidak dapat menutupi
kesedihannya, air matanya jatuh tiada henti. Ia membayangkan saat-saat
bahagianya bersama Tatsuya. Kini Tatsuya telah menuju ke Jepang dan tidak akan
pernah kembali ke Paris untuk selamanya.
Sebulan
setelah kepergian Tatsuya ke Jepang, Tara tidak pernah tahu bagaimana keadaan
Tatsuya saat ini karena semenjak kepergian Tatsuya dari Paris, Tatsuya tidak
pernah menghubunginya. Hingga suatu saat, seseorang menelepon ayah Tara yang
mengabarkan bahwa Tatsuya telah mengalami kecelakaan yang sangat parah karena
Tatsuya terjatuh dari lantai 3 gedung proyek yang sedang dibangun. Tidak ada
harapan lagi bagi Tatsuya untuk hidup. Tara dan ayahnya pun tentu saja sangat
sedih mendengar kabar tersebut. Untuk kesekian kalinya, Tara harus merasakan
kesedihan luar biasa akibat Tatsuya. Ia sudah sangat sedih setelah mendengar
Tatsuya adalah saudaranya, kini ia harus merasakan kesedihan kembali akibat
keadaan parah Tatsuya.Mereka memutuskan untuk pergi menjenguk Tatsuya di
Jepang.
Kini
mereka telah sampai di rumah sakit Jepang tempat Tatsuya dirawat. Tara tidak
mampu menahan tangisnya, ia sangat sedih. Keiko yang berperan sebagai
penerjemah ini menceritakan kepada Tara dalam bahasa Indonesia bahwa dokter
mengatakan, Tatsuya tidak mampu bertahan dalam 48 jam, namun kenyataannya ia
mampu bertahan sampai lebih dari 3 hari. Ini sungguh hal yang luar biasa. Keiko
juga menceritakan bahwa ayah tiri Tatsuya yakin Tatsuya dapat bertahan demi
Tara dan ayah kandungnya.
Keiko
mengantarkan Tara ke sebuah apartemen. Apartemen tersebut adalah apartemen
Tatsuya dan ayah tirinya. Untuk kesekian kalinya, Tara tidak mampu menahan rasa
sedihnya ketika mulai memasuki kamar tidur Tatsuya. Ia tidak menyangka, Tatsuya
melakukan aktivitasnya di dalam kamar ini sebelum Tatsuya mengalami kecelakaan
yang parah. Ia menemukan foto-foto dirinya bersama Tatsuya. Sangat menyedihkan,
cinta yang harus musnah akibat status mereka sebagai saudara.
Keesokannya,
Tara memberanikan diri menemui Tatsuya di ruang rawat Tatsuya. Ia menatap
Tatsuya, seseorang yang sangat dicintainya terbaring lemah tidak berdaya di
kamar tidur rumah sakit. Tara tidak mampu berhenti menangis.
Tara
mencoba mendekati Tatsuya. Wajah Tatsuya hampir tidak terlihat karena tertutup
oleh perban. Ia mengatakan sesuatu seakan berharap Tatsuya dapat mendengar
semua yang diceritakannya. Tara menceritakan tentang saat-saat dirinya sedang
bersenang-senang bersama Tatsuya. Ia mengatakan bahwa saat-saat bersama Tatsuya
adalah hal yang paling menyenangkan. Ia juga menceritakan tentang foto yang
ditemuinya di dalam apartemen Tatsuya. Sungguh bahagianya mereka saat itu. Tara
juga berterima kasih atas segala yang telah dilakukan oleh Tatsuya. Tatsuya
telah membuat segalanya terasa menyenangkan.
Tara
tidak dapat mengendalikan air matanya. Ia terkejut seakan tidak percaya, ia
menatap mata Tatsuya yang tidak ditutup perban ternyata basah. “Apakah kau
mendengarnya ? Apakah kau dapat mendengarkanku, Tatsuya?” ucap Tara. Ia sangat
senang.
Tara
lalu memegang tangan Tatsuya dan berkata, “Kau dengar aku, Tatsuya? Aku
baik-baik saja. Mungkin butuh waktu, tapi aku akan baik-baik saja. Kau boleh
lihat sendiri nanti. Kau akan lihat tidak lama lagi aku akan kembali bekerja,
tertawa, dan mengoceh seperti biasa. Aku janji.” Tara juga mengatakan, “ Aku
mencintaimu, aku mencintaimu, aku mencintaimu Tatsuya, aku mencintaimu.”
Tiba-tiba
terdengar bunyi panjang dan datar yang membuat Tara meremang. Ia mengangkat
kepala dan menatap monitor penunjuk detak jantung. Hanya ada garis lurus yang
terlihat di sana dan bunyi panjang dan monoton itu.
Tara
menatap Tatsuya. Wajah Tatsuya masih tenang seperti sebelumnya. Kepala Tara
berputar kembali ke monitor yang menunjukkan garis lurus itu. Sebelum ia sempat
berpikir, pintu kamar terbuka dan orang-orang berpakaian putih menerobos masuk.
Ia tidak menyadari ayahnya menariknya menjauh dari ranjang dan memeluknya. Namun
kenyataannya usaha dokter dan perawat yang mengelilingi ranjang Tatsuya tidak
membuahkan hasil. Tara melihat mereka perlahan-lahan menjauh dari ranjang.
Matanya beralih menatap monitor yang tetap menunjukkan garis lurus itu. Tidak
berubah, mereka gagal menyelamatkan Tatsuya.
Tara dan ayahnya menangis. Kenichi Fujisawa(ayah tiri Tatsuya) terlihat
menangis sambil memeluk tubuh putranya. Kini Tara memang benar-benar tidak
dapat melihat Tatsuya kembali untuk selamanya. Betapa sedihnya ia saat itu.
Tatsuya telah pergi untuk selamanya. Biarlah cintanya ini ia kenang sampai akhir
hayatnya. “Cintaku ini akan selalu abadi untukmu, Tatsuya. Biarlah aku
menyimpan rasa cinta ini. Tidak selamanya cinta itu harus memiliki.” ucap Tara.